Entri Populer

Kamis, 23 November 2017

MENGENAL AWAL TULISAN HURUF AL QURAN


SEBAIKNYA KITA TAHU, TERNYATA:

1.   Awal penulisan huruf-huruf  al quran tidak memiliki tanda titik dan harokat (tanda baca).
2.       Huruf ba, ta, tsa, nun dan ya hanya tertulis   ى (tidak bertitik) ب ب ب ب
3.       Huruf jim, ha dan kho tertulis       ح ح ح
4.       Huruf dzal dan dal tertulis    د د
5.       Huruf ra dan zay tertulis   ر ر
6.       Huruf sin dan syin tertulis   س س
7.       Huruf shod dan dhod tertulis   ص ص
8.       Huruf tho dan zho tertulis   ط ط
9.       Huruf ain dan ghain tertulis   ع ع
10.   Huruf fa dan qof tertulisف  ق     ) tidak bertitik(  
11.   Huruf wawu yang mirip huruf qof tetap tidak diberi titik و 
12. Huruf kaf, lam, mim dan Ha tetap dibiarkan karena tidak memiliki bentuk yang sama atau mirif dengan huruf lainnya  ك ل م هـ 

Kebayang ya rumitnya kita saat tilawah, karena beberapa huruf memiliki bentuk yang sama tanpa ada tanda baca dan tanda titik sebagai pembeda.

ASA BANATI MUFLIHAT

Kamis, 19 Januari 2017

MAU HIDUP TENANG? BERIKUT TIPS NYA

Setiap orang berharap bisa menikmati hidup dengan tenang dan tentram. tidak dipenuhi oleh keadaan jiwa, fikiran dan perasaan khawatir, cemas dan galau. namu untuk mendapatkan kehudupan yang tenang itu diperlukan konsistensi, istiqomah dan perjuangan yang besar dalam beberapa hal, yaitu:

1. Berusaha untuk tidak punya hutang

agak susah memang seseorang tidak terlepas dari masalah hutang piutang, apalagi setiap hari setiap orang selalu berhubungan dengan orang lain. Namun hal itu bukan lah sesuatu yang tidak bisa diwujudkan. karena kunci utama untuk tidak punya hutang adalah dengan mengendalikan keinginan. ingin punya rumah, ingin punya mobil, ingin jalan-jalan, ingin memiliki pakaian yang indah, dan keinginan-keinginan lainnya. namun hal itu akan mudah dikendalikan jika kita mampu mengendalikannya. 

Betapa tidak nyamannya kita disaat setiap hari rumah kita dikunjungi para penagih hutang. apalagi saat kondisi ekonomi kita lagi surut. sementara kita harus membayar hutang-hutang kita. ditambah lagi jika yang menagih hutang itu memperlakukan kita dengan kasar seperti menagih hutang di tengah-tengah orang banyak, mengancam akan memberikan denda jika terlambat atau bahkan perbuatan lainya yang merugikan kita.

Betapa sangat tidak punya harga diri kita disaat berhadapan dengan orang yang memberikan hutang kepada kita. karena memang hutang menyebabkan izzah seseorang akan menghilang dipandangan orang yang memberikan hutang.

Salah satu cara mengendalikan keinginan adalah selalu mensyukuri pemberian Allah, merasa cukup dengan sesuatu yang dimilikinya, meskipun setiap orang tidak akan pernah merasa cukup akan dunia, namun dengan tekad yang kuat dan membatasi pergaulan-pergaulan yang tidak membawa manfaat dalam agama, in sya Allah jiwa kita akan selalu diberikan sifat qonaah, yaitu sifat merasa cukup dengan rejeki yang diberikan Allah. Dengan sabar dan sadar kita menggunakan rejeki yang sudah ditangan untuk suatu keperluan yang baik dan bermanfaat bagi diri kita. Sifat qonaah ini sudah banyak dicontohkan oleh para ulama dan salafuna sholeh dan mereka terbukti mampu melakukannya.

2. Berusaha untuk selalu berfikir positif

Setiap orang diberikan akal sehat oleh Allah SWT. namun akal yang sehat itu tidak semua orang menggunakannya untuk sesuatu yang baik dan positif. Bahkan kecenderungan orang lebih suka membicarakan sesuatu yang kurang dari orang lain ketimbang kelebihannya. Hal demikian pasti sangat berbahaya karena dalam agama juga dilarang untuk bersuudzan (berburuk sangka). 

Orang yang selalu befikir buruk tentang sesuatu maka hidupnya tidak akan tenang. Karena setiap hari pasti ia akan mencari-cari kelemahan dan kesalahan orang lain. waktunya lebih banyak dihabiskan untuk memikirkan keburukan orang lain. Sesuatu yang tidak bermanfaat menurut agama untuk dirinya. bahkan akan menghabiskan seluruh amal-amal baik yang pernah dilakukannya. dan yang tertinggal adalah sifat buruknya yang pada akhirnya jiwa nya tidak stabil dalam merespon sesuatu.

Berfikiran buruk terhadap orang lain bisa disebabkan oleh sifat hasad yang menguasai jiwanya. sifat tidak suka akan keberhasilan orang lain. sifat tidak suka melihat kebaikan-kebaikan yang dimiliki oleh orang lain.

Bagaimana cara menjaga untuk berfikir positif?

Buatlah seribu satu alasan yang baik ketika merespon suatu kejadian baik yang menimpa kita ataupun yang menimpa orang lain. Ketika melihat seseorang yang melakukan suatu perbuatan yang dianggap salah oleh anda tetaplah berbaik sangka. selalulah berfikir positif disaat menghadapi suatu masalah yang terjadi kepada diri sendiri atau kepada orang lain. misalkan ketika melihat seorang wanita berjalan berduaan dengan seorang laki-laki. berfikirlah bahwa mungkin mereka adalah pasangan suami dan istri, atau mereka mungkin kakak beradik yang sedang jalan-jalan. atau dengan alasan positif lainnya. jangan biarkan syetan mempengaruhi kita sehingga menguasai fikiran kita untuk memunculkan pandangan -pandangan buruk.

Bagaimana jika kita memang tahu bahwa mereka berdua memang bukan mahram? cepatlah menghindar dari mereka, sebagai bentuk ketidakridhoan hati kita akan perbuatan yang dilakukan oleh mereka. Lupakan dan anggap saja tidak pernah melihat mereka. Alihkan pandangan dan fikiran kita kepada yang lain yang dimungkinkan akan membantu menghilangkan fikiran-fikiran buruk. kalaupun sempat muncul dalam fikiran kita, banyak-banyaklah beristighfar kepada Allah supaya fikiran kita kembali sehat dari sesuatu yang buruk.

Berbeda halnya jika kita punya kemampuan dan keberanian untuk memberitahu mereka  tentang kesalahan-kesalahan yang diperbuat mereka. tentunya dengan cara-cara yang elegan dan bijaksana.

3. Memperbanyak melakukan kegiatan positif (amal sholeh)

Berbuat baik adalah suatu amalan yang dicintai Allah. Pastikan setiap waktu yang sedang kita lalui untuk diisi dengan hal-hal yang positif seperti membaca, bersilaturahim, berdzikir, dan aktifitas lainnya. menjaga diri dari amal-amal buruk adalah dengan cara memperbanyak amal-amal baik. gunakan waktu 24 jam itu untuk sepertiganya untuk beribadah (ibadah mahdhoh dan ghairu mahdhoh), sepertiganya untuk istirahat (untuk tidur dan makan), dan sepertiganya untuk bekerja sesuai profesi masing masing. Insya Allah dengan membagi waktu seperti itu akan meminimalisir kita dari berfikir negatif.

semoga dengan 3 hal ini membuat kita menjadi tenang dalam beraktifitas.

wallahu `a`lam bisshowab.


Rabu, 18 Januari 2017

SATU LAGI TENTANG CATATAN DARI MASJID JOGOKARYAN Bag. 3 (tamat)

Hari Selasa, 17 Januari 2017 adalah hari terakhir kami berkunjung ke masjid Jogokaryan. pada hari tersebut kami tidak menyia-nyiakan waktu untuk bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. qodarullah, pagi bakda kultum shubuh, kami dipertemukan oleh ustdz Rasyidi dengan ketua takmir, tokoh yang mendesign program-program dan strategi dakwah di masjid jogokaryan. beliau bernama ustdz muhammad Jazir ASP, pemilik salah satu penerbit buku yang bernama Pro-U Media.

Setelah dipertemukan dengan beliau di angkringan, kami dipersilahkan masuk ke dalam kantor. alhamdulillah cuaca saat itu masih cerah dan sejuk dengan udara pagi hari. kami berbincang-bincang kembali dengan ustadz Jazir, begitu nama panggilan keseharian beliau.

Dari pembicaraan tersebut kami juga menyimpulkan beberapa faktor pendukung lainnya yang memberikan pengaruh besar dalam mensukseskan program memakmurkan masjid, diantaranya:

1. Faktor Ketokohan

Kami tidak bisa menafikan peran seorang tokoh yang supel dalam membangun hubungan dengan jamaah masjid, termasuk dengan ketokohan beliau. beliau yang sering mengadakan pendekatan kepada jamaah atau warga Jogokaryan untuk mengajak ke masjid. dari kalangan apa saja, beliau langsung terjun masuk ke dalam aktivitas yang biasa dilakukan oleh warga pada umumnya. 

Strategi ini menjadi alat martir yang ampuh untuk bisa mengajak mereka hadir beraktifitas di masjid. kenapa kami katakan ampuh... karena dengan adanya hubungan yang hangat dan akrab dengan warga, tidak ada lagi sekat yang terpisah. Pembicaraan dalam obrolan ringan dan tidak formal ini lah yang mampu memunculkan ide-ide kreatif dari warga, mudah menyentuh hati mereka untuk diajak terlibat memakmurkan masjid, dan tidak terkesan memerintah, menggurui apalagi memaksa.

Strategi ini cukup ampuh, tapi diperlukan syarat bagi yang mau meniru cara tersebut di atas, yang barang kali syarat itu tidak semua orang punya. syarat tersebut adalah dibutuhkan ketegasan, keistiqomahan dan keberanian bertindak untuk mempengaruhi warga. jika tidak memiliki sifat-sifat tersebut yang terjadi adalah bukan warga/jamaah yang tertarik dengan ajakan seorang tokoh, tapi justeru tokoh yang terpengaruhi oleh pergaulan mereka. maksud hati mempengaruhi orang lain tapi justeru dirinya yang terpengaruh oleh orang lain.

2. Membangun relasi dengan para aghniya (pemilik dana)

Selain ketokohan beliau, juga diperlukan untuk membangun relasi yang banyak dengan orang-orang yang memiliki kekayaan. Hal ini sangat memudahkan takmir disaat diperlukan bantuan dana dalam mensupport program yang dijalankan, apalagi program yang dijalankan sangat berkaitan dengan kegaitan sosial, pembangunan sarana prasarana, dan kegiatan lain yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat,

dengan hubungan yang erat, akrab dan bersahabat ini akan mampu mengajak para aghniya untuk memberikan bantuan infaq. hubungan dengan para aghniya ini menjadi salah satu cara yang bisa diandalkan untuk menyokong segala kegiatan di masjid. Seperti contoh yang sudah dilaksanakan di Jogokaryan dan ini sangat unik, seorang marbot masjid yang dipekerjakan di Masjid Jogokaryan dibiayai bukan oleh masjid, tapi oleh salah satu jamaah aghniya yang sanggup membayar honor bulanan marbot yang bekerja di masjid tersebut. sesuatu yang belum terjadi di masjid lain sepanjang pengetahuan kami dalam hal permesjidan.

2. Faktor keterbukaan

Faktor ini juga sangat penting dibangun oleh takmir masjid. faktor keterbukaan dalam hal apapun terkait dengan dakwah dan syiar suatu masjid, akan memberikan kepercayaan para penyumbang dana dan penyumbang tenaga. mereka dengan kesadaran menyokong setiap program masjid karena mereka yakin betul bahwa uang yang mereka berikan, atau tenaga yang mereka sumbangkan dapat langsung dimanfaatkan dan uang yang masuk langsung disalurkan tidak diendapkan dalam jangka panjang.

berbeda dengan masjid lain, justeru mereka merasa bangga jika saldo keuangan masjid sampai puluhan bahkan ratusan juta tersimpan di rekening bank. padahal itu merupakan amanah dari jamaah untuk bisa dirasakan langsung manfaatnya. baik bagi penyumbang ataupun bagi jamaah yang setiap hari memakmurkan masjid. 

Itulah 3 faktor yang dapat kami simpulkan dari hasil diskusi santai bersama ustdz Muhammad Jazir ASP. Ketua Takmir Masjid Jogokaryan Jogjakarta.(IS).

selesai/tamat/Allahu a`lam. wastaghfirullahal adziim lii walakum.

CATATAN PRIBADI STUDI BANDING KE JOGOKARYAN Bag. 2

Manajemen Masjid Jogokariyan

Alhamdulillah, pada hari senin bakda dzuhur kami bertemu dengan salah satu pengurus yang bernama mas Enggar. Kami diajak masuk ke kantor DKM. Kantor Masjid Jogokaryan tidak terlalu besar, namun kami melihat betapa aktifitas di kantor tersebut sedemikian ramai dengan tamu untuk berbagai keperluan sesuai dengan tujuan mereka masing-masing. Akhirnya kami dipersilahkan masuk. Kami merasa beruntung karena kami masuk, justeru semua tamu yang datang keluar dari kantor, sehingga memungkinkan kami bisa berdiskusi panjang lebar terkait kegiatan di Masjid Jogokaryan.
Kami mendapatkan informasi yang lumayan lengkap terkait manajemen masjid jogokaryan. Memang tidak semua bisa ditiru dari apa yang diterapkan di jogokaryan untuk masjid yang kami kelola, namun paling tidak kami bersyukur ada banyak hal yang dapat kami lakukan dengan meniru apa yang menjadi kebutuhan kami di masjid yang kami kelola seperti terkait dengan strategi mengajak orang-orang berinfaq, strategi mengajak orang untuk datang ke masjid baik untuk urusan menghadiri acara ataupun untuk melaksanakan sholat 5 waktu, strategi memberdayakan potensi jamaah sesuai dengan keahlian/profesinya, strategi mengetahui kondisi social  masyarakat jogokaryan.
Kami mencatat ada beberapa hal yang dilakukan oleh Takmir Masjid Jogokaryan
1. Pemetaan warga Desa Jogokaryan

Masjid Jogokaryan adalah masjid yang letaknya cukup strategis untuk bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat. Terletak di Jalan Jogokaryan No. 36 Jogjakarta. Keberadaannya dipinggir jalan umum yang memudahkan para pengguna jalan untuk mampir untuk urusan apa saja. Setiap jalan di sekitar masjid jogokaryan adalah jalan yang ramai lalu lalang kendaraan bermotor roda dua, roda tiga dan roda empat.

Dinamakan Jogokaryan dinisbahkan kepada nama desa dimana masjid tersebut berada. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan sebuah paradigma kepada warga Desa Jogokaryan bahwa masjid itu merupakan milik bersama warga Desa Jogokaryan.

Untuk mengetahui kondisi social dan ekonomi masyarakat desa jogokaryan, Takmir Masjid melaksanakan sensus jamaah yang tinggal di desa jogokaryan mengenai jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dalam sebulan, anggota keluarga yang sudah aktif sholat, dan jumlah anggota keluarga yang belum sholat. 


Dari data sensus tersebut Takmir Masjid Jogokaryan mendapatkan data tentang pekerjaan, pendidikan,  jumlah anak yatim, jumlah keluarga yang masuk kategori mustahiq/dhuafa, jumlah keluarga yang masuk kategori muzakki, jumlah orang yang belum sholat dan jumlah orang yang sudah melaksanakan sholat, termasuk warga yang sudah berqurban dan yang belum.

Takmir masjid Jogokaryan membuat peta dakwah dan strateginya  sehingga rencana-rencana dakwah yang dipersiapkan sangat terarah dan membuahkan hasil nyata. Tampak hasil usaha tersebut dari antusisnya warga yang terpanggil untuk berpartisipasi memakmurkan masjid.

2. Pemberdayaan Tokoh, pejabat dan warga Desa Jogokaryan

Setiap orang memiliki latar belakang pendidikan dan kedudukan di masyarakat yang berbeda. Dengan mengetahui latar pendidikan, profesi dan kedudukan warga masyarakat Jogokaryan inilah Takmir Masjid Jogokaryan membangun hubungan dan komunikasi yang intens. Kalo ada pepatah setiap orang didudukkan sesuai dengan fungsinya, maka itulah yang terjadi di Jogokaryan. sehingga para tokoh, pejabat dan professional diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dan beramal sesuai dengan peran yang diembannya.
Terbukti misalnya di sana sudah ada pelayanan kesehatan yang dokter jaganya standbye 3 kali dalam seminggu di klinik masjid jogokaryan. Hal ini membuat warga bisa berobat dengan sangat murah bahkan gratis. Obat-obatan disediakan oleh masjid dengan dana infaq untuk kesehatan.

3. Integrasi kegiatan

Semua kegiatan terpusat di masjid. Sekalipun ada beberapa musholla di sekitar desa Jogokaryan. Hal ini memudahkan takmir untuk melibatkan semua warga desa jogokaryan. meskipun setiap mushola digunakan untuk sholat berjamaah, namun untuk event-event besar berpusat di masjid. Dan semua warga diikutsertakan terlibat dalam kegiatan tersebut. Salah satu contoh adalah kegiatan buka puasa bersama yang setiap hari menyediakan 1500 takjil, itu dikelola oleh warga dengan digilir setiap RW dengan melibatkan dasa wisma (semacam ibu2 pkk?) di setiap RW. Mereka yang menyediakan makan takjil sebanyak jumlah yang diminta takmir masjid (lebih kurang 1500) berupa lauk pauk. Sementara nasi disediakan oleh masjid.

Sebenarnya pengurus masjid bisa saja memesan jasa catering, lebih mudah dan praktis, namun hal itu tidak dilakukan karena memang takmir menghendaki bahwa semua orang (warga Jogokaryan) bisa terlibat dan mendapatkan manfaat serta pahala menyediakan takjil bagi warga jogokaryan secara keseluruhan.

Inilah yang kemudian memancing orang untuk bisa mengambil bagian baik sebagai penyumbang dana ataupun sebagai pelaksana kegiatan. Dan dana dari para penyumbang mampu mengcover semua kebutuhan biaya takjil. Bahkan bisa berlebih. Kelebihan dana ini kemudian diberikan ke masjid lain untuk kegiatan buka bersama di masjid tersebut yang merupakan masjid binaan masjid jogokaryan.

4. Paradigma Takmir Masjid Jogokaryan

Para pengurus/Takmir Masjid Jogokaryan selalu mengedukasi para warga jogokaryan bahwa Masjid Jogokaryan adalah masjid milik jamaah, milik warga jogokaryan sehingga semua warga punya tanggung jawab yang sama dalam merawat, memakmurkan dan mengembangkan masjid menjadi lebih baik. Melayani tamu yang datang dari manapun yang hadir di masjid. Terbukti dengan paradigma tersebut, mereka berbondong-bondong mensupport dan menjadi bagian sebagai pelayan masjid.

5. Relawan Masjid

Ada banyak relawan yang berjuang bersama memakmurkan Masjid Jogokaryan. Sesuai dengan hasil wawancara dengan pengurus, ada sekitar 100 orang relawan yang aktif terlibat dan menjadi bagian dari struktur kepengurusan di masing-masing biro yang semua ada di bawah komando Takmir masjid. Seperti biro kajian dhuha, biro kajian shubuh, dll. Semua biro diberikan kewenangan untuk mengadakan program-program yang bisa dijalankan di masjid termasuk sumber pendanaannya dikelola sendiri oleh setiap biro.

6. Gotong royong

Dalam hal apapun yang dilakukan di Masjid Jogokaryan, selalu dilandasi oleh rasa gotong royong warganya. Terbukti misalkan dalam pengelolaan kurban, sekalipun jumlah hewan sapi qurban banyak, mampu diselesaikan dari proses pemotongan sampai pendistribusiannya hanya membutuhkan waktu 3 – 4 jam saja. Itu karena jumlah yang terlibat dalam kepanitiaan qurban bisa mencapai 700 orang dari semua kalangan usia yang beragam dari usia anak-anak sampai dewasa. Mereka masing-masing mengambil peran sesuai keahliannya. Setiap anggota keluarga mendapatkan bagian daging qurban. Bahkan bisa berlebih untuk didistribusikan ke tempat-tempat lain disekitar Jogokaryan.

7. Menggunakan prinsip “yang paling mengerti kebutuhan suatu kaum adalah anggota kaum itu sendiri”

Kebutuhan jamaah difasilitasi dan disesuaikan dengan usia dari tingkat pra sekolah sampai orang tua. Dikordinir secara baik oleh masing-masing relawan sesuai dengan tingkat usia. Seperti remaja diberi amanah untuk mengatur terkait dengan anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Disamping itu remaja sendiri memiliki program-program yang cocok dengan kebutuhan mereka.

Begitu pula untuk kategori jamaah yang ada di level usia keluarga muda(ibu-ibu muda dan bapak-bapak muda) dipandu oleh orang yang seusia mereka. Dibuatkan program-program yang menarik bagi mereka.begitu pula untuk golongan tua,  mereka mendapatkan perhatian yang sama sesuai dengan kebutuhannya.

Itulah barangkali beberapa hal yang dilakukan para takmir masjid di Jogokaryan sehingga terasa hasil yang didapat saat ini syiarnya sampai didengar ke Negara tetangga. Bahkan termasuk Model masjid terbaik pertama tahun 2016 versi Departemen Agama dalam hal Idaroh (manajemen).

Semoga bisa menginspirasi Pengurus Masjid lainnya….

Senin, 16 Januari 2017

CATATAN PRIBADI STUDI BANDING KE JOGOKARYAN-JOGJAKARTA Bag. 1

Alhamdulillah, setelah sampai di Jogja pada hari Ahad sore, kami memutuskan untuk bersilaturahim ke masjid yang dituju pada malam harinya bersamaan dengan waktu Isya. 

Benar apa kata orang, bahwa setiap 5 waktu sholat wajib di masjid Jogokaryan selalu dipenuhi oleh jamaah. kami menyaksikan sendiri pada waktu sholat isya sedemikian banyak jamaah sehingga memnuhi ruangan dalam dan samping masjid. jamaah terdiri dari laki-laki dan perempuan. bahkan ada juga anak-anak yang ikut sholat berjamaah dengan menempati tempat yang khusus disediakan di belakang bagian bagian samping orang dewasa. berdekatan dengan tempat dimana mereka belajar mengaji yang disediakan oleh takmir masjid.

Masjid Jogokaryan- Jogjakarta


Tidak ada aktifitas khusus pada malam Senin, 14 Januari 2017 tersebut. Selepas sholat Isya dilanjutkan dengan dzikir munfarid baik imam maupun jamaah, selesai sholat sunnah rawatib bakdiyah Isya selanjutnya mereka pulang ke rumah masing-masing. tinggal beberapa orang yang standbye di masjid yang memang bertugas menjaga masjid sift malam karena memang di masjid jogokaryan 24 jam pintu masjid dibuka.

Ada angkringan di samping masjid, tempat orang-orang bisa makan beberapa menu makanan yang disediakan oleh jamaah dan di jaga oleh 1 orang pelayan sebagai pemilik angkringan. sengaja disediakan untuk jamaah yang perutnya sudah terasa lapar ataupun sekedar ingin minum air jahe (bandrek) sehingga tidak perlu jalan ke luar mencari makan. tapi memang di sekitar masjid juga ada banyak warung makan dan toko-toko lainya. bahkan ada jugapara pejalan kaki dan kendaraan yang menyempatkan diri berhenti sekedar untuk makan menghilangkan rasa haus dan lapar di tempat angkringan tersebut.

Bakda sholat Isya di hari Ahad kami mengontak salah satu pengurus masjid yang bernama mas Enggar, untuk memberikan informasi bahwa kami berempat yang sebelumnya sudah berencana untuk bersilaturrahim ke Jogokaryan. mas enggar kemudian memberikan waktu bertemu dengan kami Hari Senin bakda sholat dzuhur. setelah ada jadwal untuk bertemu hari senin waktu dzuhur, akhirnya kami kembali ke tempat penginapan untuk istirahat.

Pagi Subuh hari Senin, 15 Januari 2017, terlihat suasana jamaah terasa berbeda dibandingkan dengan masjid lain pada umumnya. shaf-shaf sholat sudah terisi penuh baik yang di dalam ruang utama masjid ataupun di bagian luar dengan hadirnya para jamaah kembali untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah. bakda sholat subuh berjamaah ada kultum/tausiah bakda subuh. jamaah tetap duduk rapih mendengarkan tausiyah tersebut dengan durasi kurang lebih 15-20 menit. hal tersebut dilakukan setiap pagi sehingga terasa suasana seperti bulan ramadhan yang ramai orang-orang ikut sholat berjamaah di masjid.

suasana sholat di Masjid Jogokaryan- jogja


Meskipun kami sudah tahu jadwal bertemu dengan pengurus bakda dzuhur di hari Senin namun kami tidak ingin menyia-nyiakan waktu bakda subuh. Selepas kultum selesai, kami menyempatkan diri bertemu dengan ustadz yang dikenal kemudian namanya bapak Rasyidi yang kebetulan beliau yang mengisi kultum shubuh tersebut. akhirnya kami berempat meminta ustadz rasyidi untuk memberikan informasi terkait dengan kegiatan dan pengelolaan Masjid Jogokaryan. padahal kami juga tidak tahu apakah beliau termasuk pengurus di masjid tersebut, atau mungkin ustadz yang didatangkan dari luar untuk mengisi jadwal kultum shubuh. namun karena kesempatan singkat itu bagi kami sangat penting dengan tanpa basa-basi kami berhusnudzan saja pasti ustadz rasyidi termasuk bagian dari pengurus di Jogokaryan.

Perkiraan kami benar memang beliau termasuk bagian dari pengurus. sehingga kesempatan tersebut kami gunakan untuk bertanya dan meminta informasi terkait manakjemen masjid.

Dari hasil obrolan ringan pagi senin tersebut bersama ustadz Rasyidi kami mendapatkan informasi yang sangat penting tentang bagaimana strategi pengurus masjid Jogokaryan untuk membuat jamaah begitu antusias hadir setiap waktu sholat dengan jumlah yang cukup banyak. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan baik dari tingkat anak pra sekolah sampai tingkat orang dewasa. termasuk juga bagaimana memikat para aghniya dan jamaah pada umumnya bisa berinfaq ke masjid sesuai dengan program yang dibuat oleh tim takmir masjid.

Kami menyebut tim takmir masjid karena ternyata ada banyak relawan masjid yang siap membantu terselenggaranya kegiatan yang diselenggarakan di masjid termasuk pencarian sponsor sehingga setiap program yang dibuat selalu kebanjiran orang untuk berinfaq.

Kami melihat ada komunikasi yang baik antara pengurus dengan jamaah termasuk terintegrasi dengan seluruh warga kampung Jogokaryan. begitu juga ada komunikasi antara mushola yang ada di sekeliling masjid untuk berada di bawah satu komando dalam hal kegiatan-kegiatan. sehingga sesama mereka saling memberikan informasi kepada jamaah mushola ketika ada kegiatan di masjid. dan tiak kalah pentingnya adalah menjalin hubungan dengan pihak ketu RT dan RW kampung Jogokaryan. sehingga diantara mereka memiliki satu itikad yang sama untuk mensukseskan setiap program baik di level anak pra sekolah ataupun level lainnya dengan melibatkan semua stakeholder kampung jogokaryan.

bersambung...insyaAllah

Minggu, 15 Januari 2017

MENGENAL ARTI KATA MASJID

Hampir di setiap tempat yang kita kunjungi dipastikan kita akan menemukan bangunan tempat ibadah ummat Muslim. Bangunan tempat ibadah ummat Muslim itu di kenal dengan masjid.

Tahukah anda bahwa kata masjid itu berasal dari bahasa arab? Kata masjid merupakan bentuk isim makan (kata benda yang menunjukkan tempat) dari akar kata kerja sajada yasjudu yang artinya berserah diri, bersujud. dikatakan beserah diri karena perbuatan sujud merupakan simbol ketundukan seseorang kepada yang disujudi.

Dari akar kata sajada (bentuk past, fi1il madhi`-kata kerja bentuk lampau) itu kemudian muncul istilah lain seperti sajadah, berupa perlengkapan sholat yang terbuat dari kain baik tebal ataupun tipis. biasanya mudah dilipat sehingga bisa dibawa kemanapun seorang muslim pergi dan bisa digunakan sebagai alas sholat/tempat sujud. bahkan sering dijadikan salah satu perangkat yang dijadikan untuk mahar/maskawin.

Contoh gambar sajadah
Dari kata sajada juga muncul istilah sujud. yaitu suatu gerakan dalam sholat dengan posisi kepala menempel ke tempat sujud (tanah, bumi, lantai atau apa saja yang suci yang bisa digunakan untuk tempat sujud) dengan menempelkan anggota sujud yang terdiri dari kening dan hidung, kedua lutut, kedua telapak tangan dan kedua ujung jari kaki dengan posisi di tekuk menghadap arah kiblat.
Contoh gambar gerakan sujud di atas sajadah


Terakhir dari kata sajada muncul kata Masjid artinya suatu bangunan yang digunakan untuk tempat sholat.

Bentuk bangunan bisa beraneka ragam sesuai dengan adat dan budaya di suatu tempat/daerah.

Biasanya hampir setiap bangunan masjid ditandai dengan menara dan qubah bertanda bulan bintang. Namun tanda tersebut bukanlah suatu tanda khusus yang wajib, hanya sebagai penanda bagi identitas suatu bangunan yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut adalah masjid dengan area atau batasan-batasan yang telah disepakati oleh pengelola masjid yang menentukan bagian tersebut sebagai bagian dari masjid.

Perlu diketahui bahwa tempat yang bisa digunakan untuk sholat bukan hanya masjid dalam arti suatu bentuk bangunan dengan batasan-batasan yang sudah disepakati oleh pengelola masjid. Tetapi setiap bumi dimanapun kita tinggal bisa digunakan untuk sholat seperti lapangan, rumah, kamar, hutan, dak kapal laut, lantai pesawat, dan lain sebagainya. Hal ini karena Rasulullah SAW telah memberikan penegasan sesuai dengan wahyu dari Allah bahwa bumi ini dijadikan sebagai masjid (tempat sholat) bagi ummat Islam. 

Meskipun setiap bumi bisa dijadikan sebagai masjid dalam arti bisa dijadikan tempat sholat, namun diperlukan kesepakatan dari pengelola masjid untuk menandai tempat khusus dalam bentuk suatu bangunan dengan batasan-batasan yang telah disepakati sebagai bagian dari masjid yang difungsikan untuk tempat sholat khususnya sholat jumat, dibuat dalam bentuk bangunan untuk memberikan kenyamanan bagi jamaah yang sholat di dalamnya sehingga tidak kepanasan ataupun kehujanan. 

Inilah kemudian yang membedakan antara bumi pada umumnya yang bisa dijadikan tempat sholat dengan masjid dalam arti bangunan yang diniatkan dari awal dibangun untuk tempat sholat. Maka masjid dalam arti suatu bangunan dengan batasan-batasan yang disepakati sebagai bagian dari masjid, konsekwensinya akan menimbulkan hukum baru bagi orang/jamaah yang tinggal di dalam masjid. seperti dilarangnya melakukan sesuatu kegiatan sekalipun halal atau mubah. misalnya transaksi jual beli, tertawa terbahak-bahak, menetap/tinggal di dalamnya bagi wanita yang sedang haidh dan orang junub serta larangan-larangan lainnya.

والله أعلم بالصواب